Kamis, 18 Agustus 2011

MENATA DIRI, MENATA HATI


Pagi ini, saya membaca sebuah artikel yang sangat bagus di sebuah situs berita. Sebenarnya artikel itu ditulis oleh seorang arsitek yang mengkritisi kondisi tata kota di Jayapura. Saya sangat sepakat dengan si penulis yang menggambarkan Jayapura sebagai salah satu kota terindah di Indonesia. Gunung dan pantai bertemu dan menyajikan visual yang sangat menakjubkan. Namun, si penulis mempunyai pandangan yang berbeda. Melihat sebuah kota, janganlah dari mata burung. Artinya, kota harus dilihat dari dekat, dari kehidupan masyarakat sehari-hari, dilihat dari dalam.

Dari dalam, dari kehidupan sehari-hari, kitapun bisa melihat diri seseorang yang sebenarnya. Walau tampak indah, dari kejauhan, belum tentu benar indah bila dilihat setiap hari. Seperti melihat sebuah kota, kitapun akan melihat sampah, selokan, dan kesemrawutan lainnya di dalam diri seseorang.

Kalau di sebuah kota, ada pemerintah yang harusnya melakukan perbaikan, membuat tata kota yang baik, dan memberikan karakter pada kota tersebut. Tapi kita, kitalah yang menata diri kita sendiri. Kitalah wali kota bagi diri kita sendiri. Mari melihat ke dalam diri, mengkritisi apa yang kurang, dan memperbaikinya. Mari menata diri, mari menata hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar