Ini bukan pernyataan cinta, for
sure. Hanya saja aku merasa agak kaget ketika seorang teman
mengatakan akan segera menikah bulan November nanti. Sebenarnya, aku
enggak terlalu heran kalau ia akan menikahi perempuan yang selama ini
ia pacari, dan aku juga pernah dikenalkan dengan pacarnya itu. Hanya
saja, ketika kutanya kenapa ia menikah secepat ini (dia berumur 2
atau 3 tahun lebih tua dariku, yaaa jadi usianya sekitar 31 atau 32
tahun), ia memberikan jawaban yang sedikit aneh. Katanya, ia menikah
karena ia bingung mau melakukan apa lagi di dunia ini. Tentu saja aku
tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Kuliahmu aja belum selesai,
udah gak tahu kau mau ngerjakan apa? Sarjana kau dulu, baru kawin!”
(Memang kawanku itu belum tamat S1, padahal seperti kutulis
sebelumnya, ia lebih tua dariku. Ia punya begitu banyak kegiatan,
kecuali menyelesaikan kuliah S1-nya.)
Mungkin aneh, kenapa aku merasa kaget
ia ingin menikah secepat ini. Mungkin juga karena aku sendiri sering
merasa kalau kami bukan hanya berteman, tapi jelas kami tak punya
romansa apapun, setidaknya dari pihakku. Dia itu teman yang aneh,
aneh karena ia memang aneh adanya. Biasanya untuk orang yang aneh,
aku belajar cuek dan tak terlalu peduli kalau tiba-tiba ia kumat
ayannya (gila, tiba-tiba menjadi pemarah, atau tiba-tiba menghilang
dari muka bumi tanpa kabar sedikitpun). Namun, aku sering marah kalau
ia tiba-tiba menggila. Padahal, berteman dengan teman-teman yang
kebanyakan mengidap sakit jiwa kambuhan, membuatku sudah hapal
gejala-gejala kalau mereka sedang tak waras. Tapi, aku selalu merasa
marah kalau ia tiba-tiba menjadi pendiam tanpa sebab, menghilang,
atau tak membalas sms atau telepon.