Kamis, 01 September 2011

AKHIRNYA...

Suatu hari di bulan Juni 2006, bosku di sebuah lsm di Nias berkata, "Pergilah kau ke Prambanan dan Borobudur sebelum runtuh candi-candi itu." Pasalnya dia berkata begitu bukan karena berharap kedua candi itu runtuh, bukan, bukan sama sekali. Memang pada saat itu Yogyakarta baru saja dihantam gempa. Prambanan dan Borobudur terkena dampaknya. Bahkan Prambanan rusak cukup parah. Keadaan itu memancing kepiluan hatiku karena sebenarnya aku sudah beberapa kali menginjakkan kaki ke Yogyakarta sejak 2003, tapi tak sekalipun mengunjungi kedua candi itu.

Setelah aku keluar dari pekerjaan di Nias, pada April 2008, aku melakukan perjalanan Keliling Jawa, kecuali Jawa Timur. Bulat tekadku untuk ke Prambanan atau Borobudur. Tapi, sekali lagi, batal semua rencana yang sudah kususun. Dan bosku yang sempat merasa optimis bahwa kali itu aku pasti akan ke Prambanan atau Borobudur, sampai geleng-geleng kepala tak percaya. Aku kembali pulang dari Yogyakarta tanpa ke Prambanan atau Borobudur.

Akhirnya pagi tadi, aku membulatkan tekad, aku akan pergi ke Prambanan. Tak tahu jenis bencana apa lagi yang akan menghantam negara ini, setidaknya, aku sudah pernah menginjakkan kaki ke situs warisan dunia itu. Dan kepada bosku, aku dengan bangga berkata, "Bos aku sudah ke Prambanan,"---akhirnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar