Kamis, 08 September 2011

UDAH KULIAH, CIN...

Inilah hot news di kosan. Para mahasiswa baru (maba) sedang disibukkan dengan kegiatan ospek? Ospek? Masih ada ya? Wah, aku juga agak khawatir dengan kebiasaan yang satu ini. Walau aku tak pernah menyesal pernah mengikuti kegiatan tersebut sebagai korban, namun aku tak pernah sekalipun bersedia melakukan tindakan berbau ospek apapun kepada para junior. Walau begitu, aku tak akan ikut dalam barisan orang yang menentang penghapusan ospek, kecuali kalau ospek sudah memakan korban. Karena di antara setumpuk kegiatan dan benda-benda tak penting yang harus dilakukan dan dibuat oleh para maba, yang paling dituntut adalah kekuatan mental mereka. Itu, menurutku, masih memiliki korelasi langsung dengan kehidupan kampus yang nanti akan mereka hadapi.


Tapi, ada yang menggelitik perasaanku dan para penghuni kosan non-maba lainnya. Di tempat kami saat ini, tak kurang ada 4 orang ibu dari mahasiswa baru yang menginap di sini, sudah sekitar seminggu lamanya. Awalnya, kupikir mereka hanya membantu untuk mempersiapkan kamar si anak. Baru kemarin aku tahu, kalau para ibu ini juga menghadiri pertemuan orang tua, sejenis POMG gitu. Aku sempat terbengong saat salah seorang ibu mengatakan hal tersebut. Merasa tak percaya, aku konfirmasi ulang pernyataannya. Eh, dengan tampang menuduh dia bilang kalau orang tuaku absen pada pertemuan sejenis. Lantas kujelaskan bahwa memang kampusku tak pernah ada pertemuan seperti. Plus, kujelaskan kalau aku sudah mengurus sendiri semua hal yang berkaitan dengan kampus. Ibuku tinggal memberi modal uang tanpa perlu mengurus tetek-bengek seperti yang dilakukan ibu tadi.

Siangnya, aku bercakap-cakap dengan seorang teman yang berasal dari kampus  S1 yang sama. Sang kawan spontan ketawa dan berkata, "Kok kayak anak TK ya?" Tepat sekali! Aku juga berpikir pertemuan orang tua sudah tak cocok lagi dilakukan di level unversitas. Dan bukan aku saja yang berpikiran seperti itu. Beberapa anak kos lainnya juga merasa kalau para ibu ini sepertinya terlalu heboh membantu anak-anak mereka.

Jam lima pagi ini, aku terbangun karena salah seorang ibu di kamar tetangga heboh menyuruh anaknya untuk sarapan. Dan kehebohan masih berlanjut dengan hal-hal lainnya, inilah-itulah. Pikirku, apa si ibu juga menunggui anaknya begadang mengerjakan tugas yang diberikan para senior. Atau jangan-jangan si ibu turut serta membantu anaknya? Wah, mati akal aku. Mereka itu sudah 18 tahun lho. Anak yang sudah bisa bikin anak. Kalau terus berada di bawah ketiak orang tuanya, kapan mereka bisa mandiri. Mereka udah kuliah, cin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar