Kamis, 03 Januari 2013

FACE THE PAST


Saat pindah ke Jogja, turut bersama seabrek barang yang kuangkut dari Medan, adalah sebuntel dokumen. Buntelan itu terdiri dari seamplop tebal tiket mulai pesawat, bis, sampai kapal laut, struk belanja dan bea masuk lainnya seperti museum. Leafleat, peta, dan juga ada sebuah buku notes berukuran sedang. Buntelan itu adalah semua benda yang terkumpul saat aku melakukan traveling selama 6 minggu ke bagian timur dan tengah Indonesia.

Niat awal saat membawa buntelan itu ke Jogja adalah agar kelak jika ada waktu, aku dapat menulis cerita tentang perjalanan yang berlangsung selama enam minggu, menghabiskan biaya belasan juta, dan sukses menggosongkan kulitku yang memang sudah cokelat. Tapi sampai saat ini, tak juga niatan untuk merangkai tulisan tentang perjalanan itu berhasil kulakukan.


Adalah notes berukuran sedang yang selalu menghentikanku untuk menulis. Notes itu berisi hampir semua kegiatan yang kulakukan selama enam minggu. Di dalamnya, turut bersama tanggal, tempat, dan keadaan tempat yang kudatangi, tercatat orang-orang yang kutemui selama perjalanan. Dari sekian banyak persahabatan yang kujalin, satu cerita tak menyenangkan yang masih kuanggap sebagai aib masa lalu, masih belum bisa benar-benar kulupakan. Membaca catatan itu seperti membuka perban luka yang benar-benar kering, perih. 

Teringatku pada ibuku yang setelah lebih sepuluh tahun kematian bapak, baru sanggup melihat foto-foto prosesi pemakaman suaminya itu. Walau tak separah luka ibuku, mungkin seperti itulah rasa ketika ternyata jiwa kita belum sanggup menghadapi kenyataan yang telah terjadi di masa lalu. Sayangnya, aku selalu merasa menulis adalah bagian dari pemulihan. Tetap saja, sesadomasokis apapun aku pada diri sendiri, tak gampang memang menghadapi masa lalu. Padahal, kalau dipikir-pikir cerita 6 minggu perjalananku tak akan kurang dahsyat dari film-film dalam negeri. Semoga saja ada orang yang mau membayar mahal untuk tulisan tentang perjalananku  itu. Sedikit intensif fulus pasti dapat meringankan efek trauma masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar